- Back to Home »
- coretan »
- Banyuwangi dan Gandrung
Posted by : Unknown
Sabtu, 11 Januari 2014
Banyuwangi adalah kota yang terletak diujung Timur Pulau Jawa. Banyuwangi terkenal akan banyaknya kebudayaan yang sangat menarik, wisata-wisata yang terkenal hingga ke luar negeri, sumber daya alam yang melimpah, berbagai macam kuliner dengan cita rasa yang khas, dan masih banyak lagi yang menarik dari Kota tercinta Banyuwangi ( I LOVE BANYUWANGI). Kota ini menyimpan segudang kebudayaan yang sangat menarik untuk dipelajari dan dikunjungi. Salah satu kebudayaan yang terkenal adalah “ Gandrung”.
Gandrung merupakan tari tradisional Banyuwangi yang sangat terkenal. Gandrung adalah sebuah tarian yang awal mulanya dimainkan sebagai bentuk rasa syukur karena hasil panen yang melimpah. Tapi saat ini Gandrung telah dipertunjukan di acara pernikahan, khitanan, acara penyambutan tamu, acara resmi maupun acara tidak resmi.
Awal mula Gandrung adalah tarian yang dimainkan oleh lelaki yang didandani seperti perempuan dan pada saat menari diiringi oleh kendang. Gandrung wanita pertama adalah “Gandrung Semi” yang kemudian menjadi Seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya Gandrung oleh wanita.
Pada mulanya Gandrung hanya dimainkan oleh orang-orang yang keturunan Gandrung. Tetapi, pada saat ini Gandrung sudah dimainkan oleh orang yang tidak keturunan Gandrung. Bahkan anak kecil pun sudah mulai mempelajarinya karena rasa cintanya kepada Banyuwangi ( I LOVE BANYUWANGI ).
Tujuan kelahiran Gandrung adalah untuk menyelamatkan rakyat yang telah dibantai oleh kompeni (VOC) dan membangun Banyuwangi yang porak-poranda. Pada akhirnya kompeni tertarik terhadap Gandrung. Mereka ikut menari bersama para Gandrung, hingga mereka tidak sadar telah meminum banyak alkohol dan akhirnya mabuk. Pada kesempatan itulah mereka memanfaatkan untuk menghancurkan kompeni dan merupakan kemenangan puncak rakyat Banyuwangi.
Busana yang dikenakan adalah baju yang terbuat dari kain beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen berwarna emas, serta manik-manik yang mengkilat. Bahu dan setengah bagian punggung dibiarkan terbuka. Ilat-ilatan yang dihias dengan manik-manik yang digantungkan dileher hingga setengan dada, sekaligus untuk hiasan bagian atas. Di bagian lengan dipasang kelat bahu yang biasanya berbentuk kupu-kupu, bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong dengan kain warna-warni sebagai hiasannya (biasanya berwarna merah putih) sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di leher. Gandrung menggunakan satu atau dua kipas sesuai dengan pertunjukan.
Kepala dipasangi mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena putra Bima berkepala manusia raksasa, berbadan ular menutupi kepala gandrung, dioberi ornamen berwarna perak dan bagian atas diberi ornamen bunga yang dinamakan mentul cundhuk atau yang lebih dikenal geter.
Penari Gandrung menggunakan kain batik dengan corak yang bermacam-macam. Tetapi, yang sering digunakan adalah batik khas Banyuwangi yaitu Batik Gajah Oling. Yaitu batik dengan corak tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih. Dulu penari Gandrung tidak menggunakan kaos kaki, tetapi sekarang Gandrung mengenakan kaos kaki berwarna putih.
Gandrung diiringi musik gamelan perpaduan antara kebudayaan Jawa dan Bali. Tari Gandrung kurang lengkap tanpa diringi oleh pemberi semangat ( pengudang ) atau yang lebih dikenal dengan panjak.
Tahap pertunjukan Gandrung yang asli ada 3, yaitu :
1. Jejer yaitu pembuka dalam sebuah pertunjukan. Jejer merupakan sempalan dari pertunjukan Gandrung Banyuwangi.
2. Maju yaitu penari Gandrung memberikan selendang pada tamu ( lelaki ) dengan gerakan yang menggoda. Itulah esensi dari tari Gndrung yaitu tergila-gila atau hawa nafsu.
3. Seblang Subuh yaitu penutup dari acara atau pertunjukan Gandrung. Biasanya menyanyikan lagu Seblang Lokento. Suasana pada saat ini mistis karena masih berhubungan dengan ritual seblang. Yaitu suatu ritual penyembuhan, penyucian, dan masih dilakukan ( meski jarang dijumpai ) oleh penari berusia lanjut.
Gandrung masih terus berkembang pada saat ini. Meskipun dulu sempat menjadi pertentangan, karena pakaian yang digunakan terbuka dan gerakan yang menggoda yang menjadikan esensi dari tarian ini yang memancing hawa nafsu. Tetapi sekarang Gandrung merupakan icon Kota Banyuwangi yang sangat fenomenal dan terkenal hingga ke mancanegara ( I LOVE BANYUWANGI ). Bahkan sekarang mulai dari anak kecil yang belum sekolah bahkan yang TK, SD, SMP, SMA, Mahasiswa bahkan orang tua banyak yang mempelajari kebudayaan Gandrung.
Cara yang dapat dilakukan adalah awalnya kita mengajak untuk melihat kebudayaan Gandrung dan kemudian mempelajarinya. Lama-lama kita akan cinta sendiri kepada kebudayaan Gandrung dan tidak mau meninggalkannya. Kemudian kebudayaan Gandrung harus diajarkan kepada anak cucu agar kebudayaan Gandrung terus berkembang. Untuk mencapai tujuan tersebut langkah atau upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah sebagai berikut :
- Upaya Pemerintah :
o Memberikan dana terhadap sanggar tari yang ada di daerah Banyuwangi sehingga sanggar tari dapat berkembang dan menyebar luas dikalangan masyarakat,sehingga dapat menampung masyarakat yang ingin belajar.
o Mengadakan even tahunan tentang budaya Gandrung seperti acara “ Sewu Gandrung “ agar lebih terkenal hingga ke mancanegara.
- Upaya Dalam Pendidikan :
o Memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah terutama kepada siswa, bapak dan ibu guru, dan semua warga sekolah agar mempelajari dan mengembangkan kebudayaan seni tari Gandrung.
o Mewajibkan sekolah-sekolah diseluruh Kabupaten Banyuwangi untuk mengikutsertakan siswanya dalam ekstra kulikuler tari tradisional Banyuwangi terutama Gandrung.
o Memasukan seni tari Gandrung ke dalam salah satu mata pelajaran sekolah. Dengan demikian tari Gandrung dapat dilestarikan.
- Upaya Dalam masyarakat :
o Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kebudayaan Gandrung.
o Dalam acara perkawinan, khitanan, bahkan acara resmi maupun tidak resmi budaya Gandrung dapat dipelajari secara tidak langsung.
Agar kebudayaan Gandrung dapat dikenal oleh masyarakat luas kita dapat memperkenalkannya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang sedang berkembang saat ini. Misalnya melalui sosial media (facebook, blog, twitter, dll ). Dalam mempelajari kebudayaan Gandrung agar tidak membosankan dapat kita aplikasikan dengan hal-hal baru. Misalnya kita dapat belajar melalui sosial media. Nah, itulah salah satu manfaat mengaplikasikan kebudayaan Gandrung dalam teknologi informasi dan komunikasi supaya minat seseorang dalam mempelajari Gandrung lebih antusias. Apalagi saat ini telah diadakan program pemerintah yang sangat mendukung yaitu telah dipasang 10.000 wifi di Kabupaten Banyuwangi “Banyuwangi Digital Society “.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Gandrung_Banyuwangi